Minggu, 24 Januari 2016

Rangkaian Arus Listrik

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
"Rangkaian Arus Listrik"

Disusun Oleh XII IPA 2:
Inda Bela (16) dan Luthfia Cucu Aminah (20)

A.    Tujuan
1.      Menyelidiki hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian.
2.      Menganalisa karakteristik dari rangkaian seri.
3.      Mengidentifikasi karakteristik dari rangkaian paralel.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian?
2.      Bagaimana karakteristik dari rangkaian seri?
3.      Bagaimana karakteristik dari rangkaian paralel?
C.    Hipotesa
1.    Hambatan berbanding lurus dengan tegangan namun berbanding terbalik dengan arus listrik (R~V).
2.   Kuat arus listrik yang melalui masing-masing komponen sama besar walaupun hambatan masing-masing komponen berbeda.
3.     Tegangan pada masing-masing komponen sama besar walaupun hambatan setiap komponen berbeda.
D.    Kajian Teori
Rangkaian listrik (Inggris: electrical circuit) adalah sambungan dari bermacam-macam elemen listrik pasif agar arus listrik yang berasal dari sumber dapat mengalir, seperti resistor, kapasitor, induktor, transformator, sumber tegangan, sumber arus dan saklar. Dalam pemasangan atau pembuatan rancangan harus diperhatikan beberapa faktor, seperti reaktansi induktif (induktansi), raeaktansi kapasitif, permitivitas dan resitifitas. Dengan lengkapnya faktor-faktor tersebut maka Rangkaian yang tepat akan tersusun.
Rangkaian listrik sederhana merupakan suatu lintasan yang dapat diairi oleh muatan listrik (arus). Suatu rangkaian listrik umumnya terdiri dari banyak komponen listrik. Komponen-komponen listrik tersebut terdiri dari komponen pen-supply energi listrik dan komponen pengguna energi. Rangkaian listrik dapat terbagi menjadi dua sebagaimana dipaparkan berikut.
1.      Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke satu daya melewati satu rangkaian. Berikut sifat-sifat rangkaian seri.
a.    Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
b.   Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
c.    Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian.  Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
d.   Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus terhenti.
Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut.
a.    Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
b.   Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan sama dengan kuat arus totalnya.
c.    Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.
V total = V1 + V2 +.. Vn
I total = I1 = I2 =…. I n
R total = R1 + R2 + ... Rn
2.      Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan arus.  Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain. Sifat-sifat rangkaian paralel adalah sebagai berikut.
a.    Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
b.   Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
c.  Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian).
d.   Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
a.    Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan paralelnya.
b.   Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama dengan kuat arus totalnya.
c.  Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap percabangan sama dengan tegangan totalnya.
V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
I total = I1 + I2 +.. In
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n
E.     Alat dan Bahan
Alat
1.      Voltmeter dan Amperemeter
2.      Kabel hitam dan merah
3.      Tembaga tempat lampu
Bahan
1.      2 buah lampu
2.      4 buah baterai
F.     Langkah Kerja
a.       Percobaan Baterai
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.  Menyusun baterai. Baterai I berjumlah 1; II, III, IV berturut-turut berjumlah 2, 3, 4 dirangkai seri.
3.      Mengukur besar volt dan kuat arus menggunakan voltmeter dan amperemeter. 
b.      Percobaan Rangkaian Seri
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.  Menyusun lampu secara seri (apabila 2 buah lampu) dan baterai (diukur pada baterai berjumlah 1,2,3 dan 4).
3.      Mengukur besar volt dan kuat arus menggunakan voltmeter dan amperemeter.
c.       Percobaan Rangkaian Paralel
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.   Menyusun lampu secara paralel (apabila 2 buah lampu) dan baterai (diukur pada baterai berjumlah 1,2,3 dan 4).
3.      Mengukur besar volt dan kuat arus menggunakan voltmeter dan amperemeter.
G.    Hasil Pengamatan
a.      
Percobaan Baterai

Gambar 1. Rangkaian Baterai dan Pengukur
Tabel 1. Hasil Percobaan Besar Tegangan dan Kuat Arus pada Baterai
No
Jumlah Baterai
V (Volt)
I (A)
R=V/I (Ω)
1
1
1,6×10/10=1,6
12,5×50/250=2,5
1,6/2,5=0,64
2
2
3×10/10=3
30×50/250=6
3/6=0,5
3
3
4,8×10/10=4,8
50×50/250=10
4,8/10=0,48
4
4
6,2×10/10=6,2
65×50/250=13
6,2/13=0,47


Grafik 1. Besar Hambatan Berdasarkan Tegangan dan Kuat Arus pada Baterai
b.      Percobaan Rangkaian Seri


 Gambar 2. Rangkaian Seri Satu Lampu Total
Tabel 2. Hasil Percobaan Rangkaian Seri dengan Satu Lampu (Total)
No
Jumlah Baterai
V (Volt)
I (A)
R=V/I (Ω)
1
1
1,3×10/10=1,3
50×10/250=2
1,3/2=0,65
2
2
2,6×10/10=2,6
150×10/250=6
2,6/6=0,4
3
3
4,6×10/10=4,6
50×50/250=10
4,6/10=0,46
4
4
6,1×10/10=6,1
65×50/250=13
6,1/13=0,469


Grafik 2. Besar Hambatan Berdasarkan Tegangan dan Kuat Arus
Pada Satu Lampu (Total) yang Disusun Seri

Gambar 3. Rangkaian Seri dengan Dua Lampu (Total)
Tabel 3. Hasil Percobaan Rangkaian Seri dengan Dua Lampu (Total)
No
Jumlah Baterai
V (Volt)
I (A)
R=V/I (Ω)
1
1
1,6×10/10=1,6
60×10/250=2,4
1,6/2,4=0,67
2
2
3×10/10=3
30×50/250=6
3/6=0,5
3
3
4,7×10/10=4,7
50×50/250=10
4,7/10=0,47
4
4
6×10/10=6
65×50/250=13
6/13=0,46


Grafik 3. Besar Hambatan Berdasarkan Tegangan dan Kuat Arus
Pada Dua Lampu (Total) yang Disusun Seri


Gambar 4. Rangkaian Seri dengan Dua Lampu (Diukur Masing-Masing Lampu)
Tabel 4. Hasil Percobaan Rangkaian Seri dengan Dua Lampu (Tiap Lampu)
No
Uraian
1 Baterai
2 Baterai
3 Baterai
4 Baterai
1
V1
0,9×10/10=0,9
1,6×10/10=1,6
2,4×10/10=2,4
3,1×10/10=3,1
2
V2
0,7×10/10=0,7
1,4×10/10=1,4
2,3×10/10=2,3
2,9×10/10=2,9
3
I1
60×10/250=2,4
30×50/250=6
50×50/250=10
65×50/250=13
4
I2
60×10/250=2,4
30×50/250=6
50×50/250=10
65×50/250=13
5
R1
0,9/2,4=0,375
1,6/6=0,27
2,4/10=0,24
3,1/13=0,24
6
R2
0,7/2,4=0,29
1,4/6=0,23
2,3/10=0,23
2,9/13=0,22
Keterangan: 1=lampu pertama; 2= lampu kedua

Grafik 4. Grafik Hubungan V, I, R pada Lampu 1 dan Lampu 2 Susunan Seri

c.       Percobaan Rangkaian Paralel
 

Gambar 5. Rangkaian Paralel Dua Lampu (Total)
Tabel 5. Hasil Percobaan Rangkaian Paralel Dua Lampu (Total)
No
Jumlah Baterai
V (Volt)
I (A)
R=V/I (Ω)
1
1
1,5×10/10=1,5
65×10/250=2,6
1,5/2,6=0,58
2
2
2,5×10/10=2,5
115×10/250=4,6
2,5/4,6=0,54
3
3
3,8×10/10=3,8
200×10/250=8
3,8/8=0,475
4
4
5×10/10=5
60×50/250=12
5/12=0,42

Grafik 5. Besar Hambatan Berdasarkan Tegangan dan Kuat Arus
Pada Dua Lampu (Total) yang Disusun Paralel


Gambar 6. Rangkaian Paralel Dua Lampu (Diukur Masing-Masing Lampu)
Tabel 6. Hasil Percobaan Rangkaian Paralel Dua Lampu (Tiap Lampu)
No
Uraian
1 Baterai
2 Baterai
3 Baterai
4 Baterai
1
V1
1,5×10/10=1,5
2,5×10/10=2,5
3,8×10/10=3,8
5×10/10=5
2
V2
1,5×10/10=1,5
2,5×10/10=2,5
3,8×10/10=3,8
5×10/10=5
3
I1
25×10/250=1
50×10/250=2
80×10/250=3
20×50/250=4
4
I2
40×10/250=1,6
65×10/250=2,6
135×10/250=5
40×50/250=8
5
R1
1,5/1=1,5
2,5/2=1,25
3,8/3=1,27
5/4=1,25
6
R2
1,5/1,6=0,9
2,5/2,6=0,96
3,8/5=0,76
     5/8=0,625

Grafik 6. Grafik Hubungan V, I, R pada Lampu 1 dan Lampu 2 Susunan Paralel
H.    Analisa Data
1.      Hubungan antara Tegangan dan Kuat Arus yang Mengalir dalam Sebuah Rangkaian
Hubungan tegangan dan kuat arus dapat dilihat pada grafik1 sampai dengan grafik 6. Semua grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah baterai, maka semakin besar tegangan yang mengalir pada rangkaian. Oleh karena itu semakin besar pula nilai kuat arus pada rangkaian. Maka nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai arus litrik (V~I).

Grafik 1 sampai dengan grafik 6 juga menunjukkan semakin banyak jumlah baterai (V dan I semakin besar), semakin kecil nilai hambatan. Maka nilai hambatan berbanding terbalik dengan tegangan serta kuat arus. Sehingga dapat ditulis persamaan berikut.
                                                                  R=V/I
V=IR
I=V/R
2.      Karakteristik dari Rangkaian Seri
Ditinjau dari tabel 4, setiap V1 (tegangan pada lampu 1) apabila ditambahkan dengan V2 (tegangan pada lampu 2), ternyata memiliki nilai yang sama dengan Vtotal pada tabel 3. Begitu pula untuk R1 (hambatan pada lampu 1) apabila ditambahkan dengan R2 ternyata memiliki nilai yang sama dengan Rtotal pada tabel 3. Selian itu, setiap I1 (kuat arus pada lampu 1) memiliki nilai yang sama dengan I2 (kuat arus pada lampu 2).
Analisis tersebut dapat dihubungkan dengan peninjauan kajian teori sehingga menghasilkan pernyataan berikut.
1.    Nilai tegangan total yang mengalir pada rangkaian merupakan penjumlahan dari nilai tegangan masing-masing lampu.
2.    Nilai hambatan total yang mengalir pada rangkaian merupakan penjumlahan dari nilai hambatan masing-masing komponen (lampu).
3.    Kuat arus listrik total memiliki nilai sama dengan kuat arus listrik pada setiap lampu.

3.      Karakteristik dari Rangkaian Paralel
Ditinjau dari tabel 6, setiap V1 (tegangan pada lampu 1) memiliki nilai yang sama dengan V2 (tegangan pada lampu 2) dan Vtotal pada tabel 5. Setiap R1 (hambatan pad lampu 1) dijumlah dengan R2 kemudian dibagi dengan hasil perkalian antara keduanya, maka akan menghasilkan nilai Rtotal­ yang sama dengan pada tabel 5. Selian itu, setiap I1 (kuat arus pada lampu 1) apabila dijumlahkan dengan I2 maka akan menghasilkan Itotal yang sama dengan pada tabel 5.
Analisis tersebut dapat dihubungkan dengan peninjauan kajian teori sehingga menghasilkan pernyataan berikut.
1.    Tegangan total memiliki nilai sama dengan tegangan pada setiap lampu.
2.    Nilai kuat arus total yang mengalir pada rangkaian merupakan penjumlahan dari nilai kuat arus masing-masing lampu.
3.    Nilai hambatan total yang mengalir pada rangkaian merupakan penjumlahan dari nilai hambatan masing-masing komponen (lampu) dibagi dengan perkalian nilai hambatan masing-masing komponen.
I.       Simpulan
1.     
Hambatan berbanding lurus dengan tegangan namun berbanding terbalik dengan arus listrik (R~V).
R=V/I
V=IR
I=V/R
R= Hambatan (W)
V=Tegangan (V)
I=Arus listrik (A)
   
2.  Rangkaian seri memiliki kesamaan nilai pada Itotal dengan I pada setiap lampu walaupun hambatan masing-masing komponen berbeda.
Itotal=I1=I2
Vtotal=V1+V2
Rtotal=R1+R2
R= Hambatan (W)
V=Tegangan (V)
I=Arus listrik (A)
3.  
Rangakaian paralel memiliki kesamaan nilai pada Vtotal dengan V pada setiap lampu walaupun hambatan setiap komponen berbeda.
Itotal=I1+I2
Vtotal=V1=V2
1/Rtotal=1/R1+1/R2 atau Rtotal=(R1+R2)/R1.R2
R= Hambatan (W)
V=Tegangan (V)
I=Arus listrik (A)

DAFTAR PUSTAKA
Dari berbagai sumber.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar